Kamis, 06 Maret 2014

Penataan Produk

Istilah dalam Dunia Retail:

Departemen fresh: bagian yang menangani produk-produk yang segar seperti sayuran, buah dan daging.
Dead stock: barang yang tidak laku sama sekali.
EDP(entry data processing): pengelola keseluruhan data di cabang.
End gondola: gondola yang paling ujung dan untuk disewakan.
Eye catching: tehnik memanjangbedasarkan luas area pandang seseorang.
Expire date: waktu kadaluwarsa.
Face: pemajangan produk tampak muka.
Fast moving: produk yang penjualannya cepat laku.
Floor display: pemajangan produk dilantai.
Frozen: alat yang digunakan oleh produk-produk beku bisa dikenal.
Frozen island yang berupa box besar memanjang.
Produk yang disimpan dalam alat ini tahan dalam jangka waktu lama.
GMS(general merchandising: barang pecah belah.tidak menempel di dinding.
Cash: pembayaran harga barang secara tunai bersama dengan surat pesanan,baik dengan cek maupun uang. 
Mesin wrappring: mesin untuk peralatan departemen fresh agar produk tetap segar.
MIS(management information system): petugas pengolahan data, diantaranya menyediakan (software),pengadaan hardware,dan mengelola data di pusat.
Moccasin: jenis sepatu slip on tanpa tali dan umumnya dijahit tangan.
Over stok: persediaan barang banyak bahkan melebihi ketentuan
Plastic wrapping: plastic pembungkus produk fresh agar sehat dan aman
POP(point of purchase): adalah strategi marketing berupa slogan atau informasi harga termasuk harga coret dan promo yang sedang berlangsung.
Product knowledge: pengetahuan tentang produk.
Purchase order(PO): pesanan pebelian.
Ready stock: barang yang siap dikirim.
Shelving: alat pemajang bagian dari gondola yang biasa disebut rak.
Shrinkage: kehilangan.
Single hook: berupa gantungan biasanya untuk pemajangan produk seperti sikat gigi, sosis, dan sebagainya .
Slow moving: produk yang laku terjual tetapi penjualannya lambat.
Showcase: pendingin yang menempel ditembok di pergunakan untuk pendingin produk sosis dan dairy (produk yang expiredate-nya pendek).
SPG/B(sales promotion girl/boy): pramuniaga yang diberikan kewenangan oleh perusahaan untuk menjual produk.
Stock: persediaan barang yang siap dipakai, baik yang sudah jadi maupun yang setengah jadi.
Stock holder: orang yang memiliki saham di perusahaan.
Tier: barisan pemajangan dari depan kebelakang.
Visual merchandising (vm): suatu tata cara pemajangan barang dagangan yang dilakukan untuk mempermudah konsumen dalam hal melihat, meraba, meneliti suatu barang yang akan dibelinya.
Wagon: boks besar untuk menyimpan produk, biasanya produk yang sedang promo atau diskon.
Wholesaler (pedagang besar): pedagang yang melayani pembelian dalam partai besar, biasanya melayani pembelian retailer (pedagang eceran).
Personal selling: menjual barang oleh karyawan.
Attention dan interest costumer: untuk menarik perhatian para pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu, dan sebagainya.
Desire dan action custumer: untuk menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang dipamerjkan ditoko tersebut.
Windows display: memejangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, dan symbol-simbol,dan sebagainya dibagian depan toko yang disebut etalase.
Impulse buying: dorongan seketika.
Interior display: memajangkan barang-barang, gambar-gambar,kartu-kartu harga,dan poster didalam took.
Open display: barang-barang dipajanggkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan.
Closed display: barang dipajangkan dalam suasana tertutup.
Architectural display: memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya, misalnya di ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan perlengkaapannya.
Exterior display: penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang diluar toko,misalnya pada waktu mengadakan obraal dan pasar malam.
Store design dan decoration: tanda-tanda yang berupa diantaranya simbol-simbol, lambing-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, dan semoyan-semboyan.
Dealer display: penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk tentsng penggunaan produk.
Measurability: ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati.
Accessibility: suatu keadaan dimana dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih.
Subtantiability: segmen harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasaran.
Bay: alat pemajangan atau pen-display-an barabg dagang dari atas ke bawah.
Bins: alat pemajangan buah, buahannya ada yang miring ada pula yang lurus.
Banded: barang dijual dengan cara dikatkan, seperti disisir,dicermin, dan minyak wangi diikatkan menjadi Satu.
Brand blocking: penempatan barang dengan ketetntuan merek barang harus terlihat dibagian muka.
Casual: kategori sepatu santai dengan tali,gesper, baju celana,ataupun jenis mocanis.
Cash and carry: harga barang dibayar terlebih dahulu sebelum barang dibawa atau uang di terima penjual, baru barang dikirim kepada pembeli.
Cash on delivery: pembayaran dilakukan pada waktu barang diserahkan kepada pembeli.
Chief operation: kepala bagian operasional yang membawahibeberapa supervisor, seperti supervisior supermarket dan fasion.
Chiller: tempat pemajangan untuk buah atau daging olahan, alat ini menempel di dinding.
COC: pemajangan produk yang menempel di depan kassa.
Cool room: ruangan dingin untuk penyimpanan produk fresh, cool room terbagi menjadi dua bagian, satu untuk menyimpan makanan da sebagainya, dan bagian keduanya untuk menyimpan daging.
Departemen buyer: divisi yang diberi wewenag untuk menangani pembelian barang berikut surat-suratnya..
Gondola: Merpuakan rak yang terbuat dari plat dan digunakan untuk mendisplay barang yang akan dijual..
Top Gondola-End Gondola sutu rak yang paling akhir yang menempel pada satu rangkaian islan gondola diutamakan untuk mendisplay barang yang laku dan barang promosi.
Reguler Gondola: Gondola yang digunakan untuk mendisplay barang umum atau bukan sewaan supplier. Island Gondola: Rak yangg bentuknya memnajang dengan posisis saling membelakangi merupakann gabungan dari beberapa gondola sehingga membenruk sebuah pulau.
Tier suatu jumlah baris display untuk satu item produk.
SKU (Stock Keeping Unit) merupakan kartu yang berfungsi sebagai pembatas dan pentuan harga.
PLU (Price Look Up Unit) merpuakan kode suatu barang.
Barcode, kode barang yang berbentuk baris yang biasa dibaca dengan menggunakan scanner.
POP (Point Of Purchase) merupakan petunjuk harga yang dipromosikan.
Hook adalah Hanger yang terbuat dari besi untuk mendisplay barang secara digantung.
Floor Display yaitu display yang ada di lantai store.
Island Display: Display barang yang luasnya lebih luas dibanding floor.
Palet: Kotak yang terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai alas untuk barang-barang yang difloor.
Face Out: Teknik display dengan menarik sebagain besar barang yang sudah sedikit kedepan dengan tujuan memberi kesan rapi.
Wing Stag: Display yang letaknya disisi barang End Gondola.
Shleving merupakan plat besi yang berfungsi untuk menyimpan barang display.
Bracket, plat besi yang menemoel pada shelving yang berfungsi sebagai penyangga shelving.
Standing POP, tiang yang digunakan untuk menempel POP.
Cover price, List plastik atau fiber yang letaknya menempel pada shelving bagian depan dan berfungsi untuk menempel SKU.
Planogram merupakan denah posisi setiap item satu shelving atau gondola.
Etalase/Vitrin/Showcase merupakan lamari display yang terbuat dari kaca.
Bad Stock: Barang yang tidak layak dijual.
Over Stock, kelebihan barang yang ada distore.
Out Of Stock: Persediaan barang kosong baik didisplay maupun digunag.
FIFO (First In Fist Out) merupakan barang yang pertama datang dan harus pertama keluar.
LIFO (Last In Last Out) barang yang terkahir datang maka harus pertama keluar.
Eye Level: Display yang sejajar dengan mata 


Syarat display yang baik:


Di samping mengacu pada logika konsumen dalam menjalankan aktivitas display, para peritel juga harus memerhatikan aspek-aspek penting lainnya yang merupakan syarat dalam mewujudkan display yang baik, yaitu;
  • Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadimudah dilihat, mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga hal ini merupakan syarat mutlak yang harus mampu diwujudkan oleh aktivitas display. Jika tidak, display yang menarik dan seatraktif apapun akan sia-sia.
  • Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko dari potensi-potensi kehilangan, maupun keamanan bagi pengunjung (konsumen) yang berada di dalam toko,berkaitan dengan aspek keamanan ini, para peritel biasanya tidak akan menempatkan barang-barang yang mudah pecah di sembarang rak. Barang-barang yang mahal, terutama yang fisik ukurannya kecil biasanya di pajang di etalase. Barang-barang kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya ditempatkan pada shelve paling bawah untuk menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung (terutama anak-anak) jika barang tersebut terjatuh.
  • Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, para peritel dapat memanfaatkan alat alat bantu seperti standing poster materials yang lain.

Display Pen-display-an yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula:


a. Brand blocking secara vertikal Barang blocking secara vertical yaitu penempatan barang supermarket yang sejenis berderet kearah vertikal atau atas bawah dan merek barang juga harus terlihat di bagian muka secara vertical.

  • Penempatan barang secara vertical berarti menempatkan barang :
  • Dari atas ke bawah secara sistematis
  • Disusun sesuai jenis dan klasifikasinya
  • Barang disusun berdasarkan ukuran dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya 
  • Warna barang disusun dari warna muda sampai warna tua atau sebaliknya
  • Harga barang diletakkan dari harga murah ke harga mahal atau sebaliknya
  • Barang disusun dari atas ke bawah atau sebaliknya menurut jenis, kategori, bentuk dan sifatnya.
Penempatan barang dagangan secara vertical dapat dilakukan de berbagai display, seperti berikut ini :

  • Shelving (rak) Rak barang biasanya digunakan untuk barang dagangan sehari-hari, misalnya pasta gigi, sabun mandi dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya, lihat penataan produk berikut: Penempatan Produk Secara Vertikal
  • Gondola Gondola merupakan jenis rak barang yang bentuknya memiliki dua muka dan masing-masing muka mempunyai fungsi yang sama. Gondola dapat digunakan untuk menempatkan barang serupa makanan dan minuman dalam satu kemasan dapat berdiri, seperti susu kemasan, susu kotak dan sebagainya.
 b. Brand blocking secara horizontal Brand blocking secara horizontal yaitu penempatan barang supermarket satu jenis berderet horizontal dari arah kiri ke kanan atau arah melebar dan merek barang harus dapat terlihat dari depan. Adapun kelemahan penempatan barang dagangan secara horizontal adalah sebagai berikut ;

  • Pelanggan mondar-mandir untuk mencari barang yang diperlukannya.
  • Memberikan kesan bahwa terbatasnya barang yang dijual.
  • Barang yang dilihat dan dijangkau pembeli terbatas
  • Memberikan kesan yang tidak beraturan Merancang Lay Out atau Tata Letak Toko: Pengertian dasar lay out adalah suatu situasi sirkulasi/arus pengunjung yang memberikan kemungkinan maksimal bagi pelanggan untuk dapat melihat keseluruhan barang dagangan yang bermacam-macam, dalam sekali pandang. 
Tujuan dan Fungsi Lay Out 

Lay out bertujuan untuk membantu konsumen dalam berbelanja terhadap barang yang dikehendaki 
Fungsi lay out Lay out berfungsi sebagai pengalokasian tempat perbelanjaan dan pengelompokan produk sesuai dengan kategorinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Lay out antara lain : 
  • Memperhatikan produk sesuai dengan kategorinya.
  • Pembagian area penjualan berdasarkan pengelompokan produk
  • Penempatan posisi kassa berada di pintu keluar.
  • Tata letak yang satu dengan yang lain dibatasi dengan lorong minimal 120 cm.
  • Tata letak rak diatur dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlihat ada area yang kosong.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Lay Out: 

  • Ukuran dan bentuk ruangan
  • Lokasi pintu masuk, tangga, koridor, tiang dan lain-lain
  • Jenis dan jumlah barang dagangan
  • Jenis operasi toko yang dilaksanakan misalnya self service.
  • Ciri-ciri dan kebiasaan membeli dari pelanggan
  • Sifat dan jumlah fixtures, counter/Island display. 
Pengaturan barang dagangan yang serasi atau harmonis, akan menimbulkan suasana nyaman kepada lingkungan para pegawai toko dan para pembeli. Sebaiknya ruangan toko yang akan menyimpan barang dagangan terbagi menjadi beberapa ruangan berikut sasarannya yang menunjang di dalam pengaturan barang dagangan. Sebaiknya di dalam pengaturan barang dagangan di dalam ruangan toko, adalah sebagai berikut.

  • Mempunyai kamar administrasi,
  • Mempunyai kamar/ruangan keamanan
  • Selain serasi atau harmonis juga mempunyai ventilasi,
  • Mempunyai ruangan etalase yang cukup luas dan menarik. Tempatkanlah etalase, di mana setiap orang yang lewat bisa melihatnya. Etalase merupakan wajah dari toko, maka aturlah wajah sedemikian rupa supaya kelihatan menarik, supaya setiap orang yang lewat meliriknya dan akhirnya tertarik untuk masuk ke dalam toko,
  • Sebaiknya di ruangan toko, mempunyai ruang informasi, advis dan tempat penitipan barang-barang, 
  • Di ruangan toko, mempunyai ruang coba (fitting room),
  • Di dalam ruangan toko, ada ruang tunggu yang menyenangkan pembeli
  • Di ruangan toko, ada kamar kecil (WC/Toilet/Rest room)
  • Mempunyai ruang pamer yang merupakan tempat untuk menata atau memamerkan barang dagangan,
  • Mempunyai ruang tempat penyimpanan barang (running stock),
  • Pasanglah pengatur suhu udara (AC) dan diberikan pengharum ruangan serta Tape Recorder dengan lagu-lagu yang sesuai dengan situasi dan kondisi. 
Bentuk-Bentuk Lay Out 

  • Rak yang berbentuk gang-gang (aisle) lurus dengan gang kembar.  Keuntungannya: • Memaksimalkan area penjualan dengan mengurangi ruangan yang terbuang. • Mempermudah menangani kebersihan. • Mempermudah pengamanan.
  • Rak/fixtures/island yang berbentuk bebas Misalnya berbentuk sirkuler, persegi delapan, atau meja panjang bujur telur, di mana lalu lintas pembeli bebas bergerak, sehingga lebih banyak barang yang terlihat oleh pembeli. Di samping itu, para calon pembeli menjadi lebih betah berlama-lama di toko. Kerugian-kerugiannya: • Karena banyaknya ruangan yang diperuntukkan bagi arus lalu lintas konsumen, ruang yang tersedia untuk barang dagangan menjadi berkurang. • Pemeliharaan kebersihan dan penanganan keamanan menjadi lebih sulit. 
Contoh lay out toko Ada 2 tips dasar yang dapat anda terapkan dalam minimarket/supermarket anda, yaitu : Penempatan rak di dalam minimarket/supermarket sangatlah mempengaruhi tampilan toko anda supaya lebih menarik pengunjung.
Ada beberapa tips untuk penempatan posisi rak minimarket/supermarket, antara lain : Pilihlah jenis dan ukuran rak sesuai dengan kebutuhan anda; Perhitungkan jarak antar rak agar tidak terlalu rapat (gang way/lorong) minimal 1 meter; Setiap sudut kosong dari minimarket/supermarket dapat dimanfaatkan untuk penempatan rak sudut; Apabila memungkinkan beri ruang yang cukup di depan minimarket/supermarket anda yang dapat digunakan untuk keperluan promosi; Posisikan meja kasir pada bagian pintu keluar dari minimarket/supermarket anda; Dengan desain layout plan yang tepat dan efisien akan membuat pengunjung/supermarket merasa nyaman untuk berbelanja di tempat anda. Pengaturan penempatan barang yang akan dipajang dalam rak haruslah ditata dengan sedemikian rupa agar menghasilkan suasana toko yang menarik pengunjung anda.
Ada beberapa tips untuk pengaturan penempatan barang dalam rak/gondola, antara lain : Tempatkan produk-produk dengan margin dan perputaran yang tinggi pada sisi kanan koridor dengan ketinggian setinggi mata; Tempatkan produk-produk berat, seperti deterjen, dan lain-lain pada posisi rak yang paling bawah. Tempatkan produk-produk kecil dan mahal seperti baterai, rokok, permen, dan lain-lain dapat diletakkan di rak check out counter. Tempatkan produk-produk kebutuhan pokok seperti minyak, gula, beras, dan lain-lain pada posisi yang kurang menarik karena pengunjung pasti akan tetap mencarinya; Usahakan letakkan produk-produk sejenis dalam 1 posisi agar pengunjung dapat melakukan perbandingan harga dengan mudah; Kemasan yang memiliki warna sama jangan ditempatkan disamping produk lainnya. karena akan membuat pengunjung bingung dalam memilih dan mengakibatkan memilih produk yang ”salah”; Rak-rak yg terisi penuh lebih menarik dibandingkan yg tidak terisi dengan penuh; Penataan posisi barang secara FIFO (First In First Out) sangat perlu diterapkan untuk menghindari terjadinya kadaluarsa.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Calender This Month